Ety Setiawati, S.Pd.
SMP Negeri 7 Bogor

Tujuan Pembelajaran Khusus: 

  1. CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat, dengan beraneka cara dan media.
  2. CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

Saya Ety Setiawati, S.Pd, pengajar Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri 7 Bogor dan juga merupakan calon guru penggerak angkatan 11 dari Kota Bogor, berikut adalah kesimpulan yang saya buat pada tahap koneksi antar materi di  modul 3.1. Kesimpulan ini dibuat berdasarkan panduan pertanyaan yang ada di LMS.

Kegiatan Pemantik: 

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

  • Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
    • Berdasarkan  kutipan tersebut  bahwa mengajarkan  atau memberikan keilmuan kepada murid itu  baik tapi jauh lebih baik   mengajarkan budi pekerti atau tingkah laku yang berkarater mulia berdasarkan nilai-nilai kebajikan.
  • Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
    • Pengambilan keputusan berdasarkan nilai-nilai kebajikan tidak akan  merugikan orang lain atau lingkungan  sehingga akan memberikan dampak yang positif, kondusif dan menyenangkan
  • Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
    • Seorang guru atau pemimpin pembelajaran di kelas  sangat  berpengaruh terhadap  terhadap  proses pembelajaran murid  dalam pengambilan keputusan  sehingga  perlu dengan cermat dan teliti dalam pengambilan keputusan   dengan menggunakan 9 langkah  hal ini meminimalisir kerugian  atau dampak yang kurang baik  jika kita salah mengambil keputusan  atau  membawa dampak negatif baik secara  psikologis terhadap murid kedepannya.
  • Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Berdasarkan kutipan tersebut menurut  saya adalah pendidikan  itu merupakah hal mendasar dalam membentuk karakter anak  untuk berperilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan  sehingga kita sebagai pendidik jangan sampai salah dalam pengambilan keputusan  dalam pembelajaran karena  akan membawa dampak yang sangat besar untuk kedepannya dalam membentuk karakter  yang berbudi luhur.

Panduan pertanyaan untuk membuat rangkuman kesimpulan pembelajaran (koneksi antar materi): 

  1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
    • Filosofi Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan Pratap Triloka, dengan semboyan: ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Kaitan ing ngarso sung tulodo dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin harus mampu menjadi contoh yang baik dalam menjalankan keputusan yang diambil. dan dapat diterima oleh orang-orang disekitarnya. Kaitan ing madya mangun karsa dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin harus mampu melihat berbagai sisi, arah, pertimbangan, dan aspirasi agar dapat menghasilkan keputusan yang adil dan bijaksana. Kaitan tut wuri handayani dalam pengambilan keputusan, pemimpin harus mampu menempatkan kepentingan murid dengan cara melayani, mengemong dan selalu menjadikan prioritasnya dibandingkan dengan kepentingan diri sendiri.
  2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
    • Nilai-nilai yang tertanam dalam diri dan dapat mempengaruhi penggunaan prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan, Sebagai seorang pendidik Nilai yang berpihak pada murid adalah merupakan nilai utama yang menjadi dasar penggunaan prinsip berpikir berbasis rasa peduli. Kepedulian terhadap generasi yang akan datang sangatlah penting agar mampu menuntun mereka untuk mampu menjadi pemimpin masa depan yang bertanggung jawab dan tangguh. Nilai mandiri merupakan dasar dari kemerdekaan seseorang dalam menentukan sebuah keputusan tanpa ada tekanan dan campur tangan dari pihak lain. Kemandirian ini menjadi dasar dalam berpikir berbasis peraturan. Nilai kolaboratif merupakan dasar berpikir berbasis rasa peduli. Nilai inovatif menjadi dasar seseorang untuk menuntun seseorang tumbuh dan berkembang secara terus-menuerus. Nilai reflektif merupakan dasar berpikir untuk menilai diri sendiri. Nilai reflektif akan mendorong seseorang untuk mampu berpikir komprehensif, yaitu berbasis rasa peduli(Care-Based Thinking), peraturan (Rule-Based Thinking), dan hasil akhir (End-Based Thinking)
  3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
    • Pengambilan keputusan erat kaitannya dengan kegiatang coaching, karena sebelum pelaksanaan  kegiatan coaching terlebih dahulu adanya kegiatan antara coach dan coachee,  dimana coach akan menggali potensi coachee dengan mengarahkan terlebih dahulu sesuai dengan langkah-langkah coaching yaitu dnegan menggunakan alur TIRTA yaitu tentukan tujuan, identifikasi masalah, rencana aksi dan tanggung jawab sehingga potensi yang dimilikinya dapat terrealisasi dengan baik berpihak pada murid dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai kebajikan serta memiliki kesadaran sosial dan emosional yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Coaching sangat membantu mengoptimalkan segenap kemampuan dan postensi diri sebagai pemimpin pembelajaran.
  4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
    • Kemampuan guru dalam mengelola  kemampuan sosial emosional sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan masalah dilema etika karenna Aspek sosial-emosional yang terdiri dari kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Puncak dari capaian aspek sosial-emosional adalah pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Untuk dapat mencapai puncak aspek sosial-emosional tentu dibutuhkan kemampuan guru dalam memahami dan menerapkan keempat aspek lainnya, seperti kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, maupun keterampilan berelasi. Jika keempat aspek ini dilakukan dengan baik, maka pemimpin pembelajaran dipastikan mampu menyelesaikan berbagai masalah dan membuat keputusan yang tepat.
  5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
    • Pembahasan masalah moral atau etika membutuhkan acuan sebagai dasar untuk menentukan nilai kebenarannya dan dalam pengambilan keputusan  haruslah berpijak kepada nilai-nilai kebajikan yaitu bertanggung jawab, jujur, adil, benar serta berpihak kepada murid. Jika pengambilan keputusan dengan menggunakan 9 langkah-langkah dan   pengujian benar atau salah  yaitu uji legal, uji regulasi, uji intuiasi, uji publikasi serta  uji panutan maka pengambilan keputusan pasti tidak akan merugikan orang lain sehingga membawa dampak yang positif terhadap orang lain dan sekitar.  Berbekal nilai-nilai yang dianutnya, seorang pendidik akan lebih mudah mengidentifikasi masalah moral atau etika yang dihadapinya. Hal ini dikarenakan pendidik mempunyai acuan yang dapat dijadikan alat ukur kebenaran suatu masalah moral atau etika.
  6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?
    • Dampak dari suatu pengambilan keputusan terdiri dari 2 kemungkinan, yaitu dampak positif dan negatif. Pengambilan keputusan yang tepat kemungkinan besar akan berdampak positif, menjadikan suasana aman, nyaman dan menyenangkan untuk proses pembelajaran di lingkungan sekolah. Hal ini tentu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, maka untuk mencapai perubahan ini maka dalam pengambilan keputusan yang berdampak positif, terdapat tiga ciri diantaranya: menggunakan prinsip keadilan, kebermanfaatan bagi orang banyak, pemikiran rasional dengan memperhatikan regulasi yang berlaku.
  7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
    • Tantangan di lingkungan sekolah kami dalam penanganan kasus-kasus dilema etika ini pasti ada,  baik  secara individu ataupun berkelompok.  Setiap pengambilan keputusan  dilema etika selalu ada yang bertentangan seperti ada rasa kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasaan, tolerasi, dan tanggung jawab. Jika kita menghadapi dilema etika dalam pengambilan keputusan maka  prinsip ini yang akan membantu  dalam  menghadapi pilihan-pilihan yang penuh tantangan, yang harus dihadapi saat ini. (Kidder, 2009, hal 144) yaitu berpikir berbasis hasil akhir, berpikir  berbasisi peraturan dan berpikir berbasis rasa peduli.
    • Seperti yang dijelaskan  dalam modul 3.1. bahwa  secara  umum paradigma dilema etika terbagi ke dalam beberapa bagian dinataranya:
      1. Individu lawan kelompok (indvidual vs community)
      2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
      3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth  vs loyality)
      4. Jangka pendek lawan jangka panjang ( short term vs long term)
    • Semua itu tentunya membawa perubahan yang positif baik  dalam kegiatan belajar mengajar ataupun lingkungan sekolah sehingga tercipta budaya positif, pembelajaran yang aman, nyaman dan menyenangkan.
  8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
    • Pengambilan keputusan dengan pengajaran yang berpihak pada murid, untuk mendorong terjadinya pengajaran yang memerdekakan murid perlu didukung dengan kebijakan yang mendukung. Kebijakan yang mendukung merdeka belajar maupun merdeka mengajar merupakan prioritas dalam memenuhi kebutuhan belajar murid. Kebijakan yang diambil meliputi pemenuhan standar nasional pendidikan yang berbasis rapor pendidikan, sehingga kebijakan yang diambil tepat dan berdampak positif bagi murid. Kebijakan penerapan pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan dan mengembangkan potensi murid melalui pembelajaran diferensiasi. Pembelajaran diferensiasi dapat mengakomodasi kebutuhan murid berdasarkan perbedaan konten, perbedaan produk, perbedaan proses, dan lingkungan belajar murid. Kebijakan lain yang mendukung adalah pengembangan budaya positif di sekolah melalui kegiatan penumbuhan budi pekerti/karakter, pembiasaan, literasi, dan kegiatan ekstrakurikuler berbasis minat, bakat, serta potensi.
  9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
    • Keputusan yang diambil pemimpin pembelajaran dapat mempengaruhi pembelajaran di kelas dan di sekolah. Pembelajaran yang berdiferensiasi akan memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan kebutuhannya saat belajar dan bekalnya di masa depan. Dengan memberikan pembelajaran yang sesuai dengan keadaan zaman diharapkan murid memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk mampu bersaing. Dengan demikian keputusan yang diambil saat ini, tentu akan terasa dampaknya di masa yang akan datang.
  10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
    • Pratap Triloka merupakan pondasi pembangunan Pendidikan di Indonesia sebagai hasil dari pemikiran yang mendalam dari seorang pejuan Pendidikan, yaitu Ki Hadjar Dewantara. Pemikiran Ki Hajar Dewantara ini melahirkan nilai-nilai yang harus dianut oleh seorang pendidik agar memiliki pegangan dalam melakukan pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip-prinsip pengambilan keputusan. Dalam proses menuntun murid menjadi generasi yang bermartabat, maka setiap pendidik senantiasa dihadapkan pada masalah-masalah yang mesti diselesaikan. Penyelesaian masalah ini menuntut pendidik untuk mampu mengambil keputusan secara tepat. Pendidik dituntut untuk mampu memberikan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan keberagaman murid.
  11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
    • Alhamdulillah saya sudah memahami paradigma pengambilan keputusan dilema etika (benar lawan benar) dan bujukan moral (benar lawan salah) dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan serta 9 langkah pengambilan keputusan yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah saya dengan sangat berharap dapat membawa perubahan yang lebih baik sehingga tercipta buday positif, kondusif dan menyenangkan.
    • Jika ditemukan kasus dalam bujukan moral maka bisa diambil langkah-lenagkah dengan uji legalitas yaitu benar atau salah.
  12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
    • Setelah mempelajari modul 3.1 ini dalam pengambilan keputusan pernah mengahdapi dilema yaitu individu dalam kelompok dan jangka pendek lawan jangka panjang. Alhamdulillah bisa teratasi atau bisa diselesaikan dalam pengambilan keputusan berdasarkan ilmu yang didapat secara sistematis dan sesuai dengan langkah-langkah dan pengalaman juga bisa menjadi tempat berlatih dalam pengambilan keputusan. Sebelum saya  mempelajari modul 3.1 ini pengambilan keputusan hanya berdasarkan pengelaman dan selagi tidak merugikan orang lain dan dapat dipertanggungjawabkan.
  13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
    • Dampak dari apa yang telah dipelajari tentu menambah pengetahuan mengenai pengambilan keputusan. Alhamdulillah sangat menambah pemahaman serta membawa dampak positif dalam proses pembelajaran dan lingkungan sekolah dengan sebelum mengenal modul 3.1. Saat ini ada perspektif yang berbeda mengenai konsep pengambilan keputusan dilemma etika berdasarkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.
  14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?
    • Sangat penting sekali dalam membawa perubahan ke arah yang lebih baik, dengan terciptanya budaya positif yang mampu mengakomodir kebutuhan pembelajaran murid berdasarkan bakat dan minat. Dan juga sebagai pemimpin yang mampu mengambil keputusan dengan bijaksanan dan bertanggung jawab tanpa merugikan sebelah pihak sehingga terciptalah lingkungan yang kondusif, menyenangkan baik di kelas mau di lingkungan sekolah dengan komunitasnya.
Hi, I’m Ety Setiawati

26 Comments

  1. Ibu Ety Setiawati sebagai calon guru penggerak terlihat sudah menguasai pemahaman mengenai proses pengambilan keputusan baik sebagai pemimpin pembelajaran di kelas maupun sebagai calon pemimpin di sekolah berdasarkan Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara.

  2. Menurut saya pengenalan, pembelajaran, dan penerapan dari belajar modul tsb sangat bagus, penting dan berkesinambungan dengan apa yg seharusnya dilakukan seorang pendidik kepada murid .

  3. Sangat luar biasa sekali ibu ety dalam mengkoneksikan antar materi 3.1 dwngan materi sebelumnya. Tetap semangat dan lanjutkan

  4. Menurut saya setelah membaca modul yang ibu ety buat sangatlah bagus dan menginsfirasi buat saya dan modul tersebut sangat lah mudah untuk dipahami..congratulasion bu ety 👍

  5. Bu ety dalam mengkoneksikan antar materi dengan materi sebelumnya sudah sangat bagus terutama dalam hal pengambilan keputusan, semoga dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, semangat

  6. Sangat relevan dalam mengkoneksikan antar materi, sehingga mudah untuk memahami korelasi antar materi…tetap semangat Bu ety

  7. Keren sekali…
    Bu Ety tidak hanya memandang mengajar matematika hanya sekedar mentransfer ilmu berhitung saja melainkan sudah sampai pada filosofi dari ilmu hitung yang bertujuan supaya siswa bisa mengetahui sesuatu yg berharga/utama dan memiliki etika yang baik.

  8. Melakukan kegiatan pembelajaran seperti mengajarkan anak berhitung baik. Namun, mengajarkan nilai-nilai karakter akan lebih baik untuk kehidupan di masa yang akan datang.

  9. Penjelasan dari Ibu Ety Setiawati membuka cara pandang kita untuk memaknai proses pembelajaran menjadi lebih dalam

  10. Papaparan CGP menunjukkan pemahaman yang utuh tentang inti mendidik. Menciptakan generasi pembelajar yang berkarakter bisa dimulai dari pemahaman ini.

  11. Secara keseluruhan Ibu Ety sudah terlihat menguasai pemahaman mengenai pengertian proses pengambilan keputusan sesuai dengan prinsip Platap Triloka khususnya pada poin Ing Ngarso Sung Tulodo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *